DNA DAN RNA
A. Pendahuluan
DNA pertama kali berhasil dimurnikan pada
tahun 1868 oleh ilmuwan Swiss Friedrich Miescher di Tubingen, Jerman, yang menamainya nuclein berdasarkan lokasinya di
dalam inti sel. Namun demikian, penelitian terhadap
peranan DNA di dalam sel baru dimulai pada awal abad 20, bersamaan dengan
ditemukannya postulat genetika Mendel. DNA dan protein dianggap dua molekul yang paling
memungkinkan sebagai pembawa sifat genetis berdasarkan teori tersebut (Geoffrey M. Cooper, 2000).
Dua eksperimen pada dekade 40-an membuktikan fungsi DNA sebagai materi
genetik. Dalam penelitian oleh Avery dan rekan-rekannya,
ekstrak dari sel bakteri yang satu gagal men-transform sel bakteri
lainnya kecuali jika DNA dalam ekstrak dibiarkan utuh. Eksperimen yang dilakukan Hershey dan Chase membuktikan hal yang sama
dengan menggunakan pencari jejak radioaktif (Geoffrey M. Cooper, 2000).
Misteri yang belum terpecahkan ketika itu adalah bagaimanakah struktur DNA
sehingga ia mampu bertugas sebagai materi genetik? Persoalan ini dijawab oleh Francis Crick dan koleganya James Watson berdasarkan hasil difraksi sinar X pada DNA oleh Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin (Geoffrey M. Cooper, 2000). Pada tahun 1953, James Watson dan
Francis Crick mendefinisikan DNA sebagai polimer yang terdiri dari 4 basa dari asam nukleat, dua dari kelompok purina:adenina dan guanina; dan dua lainnya dari kelompok pirimidina: sitosina
dan timina. Keempat nukleobasa tersebut terhubung dengan glukosa fosfat (Geoffrey M. Cooper, 2000).
Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin menemukan bahwa molekul DNA berbentuk
heliks yang berputar setiap 3,4 nm, sedangkan jarak antar molekul nukleobasa
adalah 0,34 nm, hingga dapat ditentukan bahwa terdapat 10 molekul nukleobasa
pada setiap putaran DNA. Setelah diketahui bahwa diameter heliks DNA sekitar 2 nm, baru diketahui bahwa DNA terdiri bukan dari 1
rantai, melainkan 2 rantai heliks (Geoffrey M. Cooper,
2000).
Crick, Watson, dan Wilkins mendapatkan hadiah Nobel Kedokteran pada 1962 atas penemuan ini. Franklin, karena sudah wafat pada waktu itu,
tidak dapat dianugerahi hadiah ini. Konfirmasi akhir mekanisme replikasi DNA dilakukan lewat percobaan Meselson-Stahl yang dilakukan tahun 1958 (Geoffrey M. Cooper, 2000).
B. Pembahasan
Asam deoksiribonukleat biasa dikenal dengan DNA adalah tempat penyimpanan informasi
genetik. DNA terdapat didalam inti sel (nucleus). Sedangkan RNA atau asam
ribonukleat adalah makro molekul yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi
genetik (Gustinerz, 2011).
1. DNA (Deoksiribonukleat Acid)
·
Gula 5 karbon
(2-deoksiribosa)
·
Gugus fosfat
·
Basa nitrogen yang terdiri
dari golongan:
- Purin yaitu (Adenin “A” dan Guanin “G”)
- Pirimidin yaitu (Cyotosin “C” dan Tymin “T”) (Gustinerz, 2011).
- Purin yaitu (Adenin “A” dan Guanin “G”)
- Pirimidin yaitu (Cyotosin “C” dan Tymin “T”) (Gustinerz, 2011).
Berikut susunan struktur kimia komponen penyusun DNA :
Sebuah
unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida. Rantai DNA memiliki lebar 22-24 Å, sementara panjang satu unit nukleotida 3,3Å (Mandelkern
M,1981).
Walaupun
unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan nukleotida yang
terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom terbesar pada manusia terdiri atas
220 juta nukleotida (Gregory S, 2006).
Bentuk DNA adalah rantai double heliks berpilin ke kanan. Dalam
DNA terdapat struktur-struktur di atas. Namun, jika diambil 1 lempeng yang
mengandung ikatan fosfat, gula dan basa nitrogen, maka lempeng tersebut disebut
nukleotida. Jika plat itu hanya basa nitrogen dan gula saja maka disebut
nukleosida. Maka, DNA adalah polimer dari nukleotida. Gula deoksiribosa pada
DNA merupakan gula lima karbon yang kehilangan 1 atom oksigen. Gula deoksiribosa
memegang basa nitrogen pada atom karbon nomor 1, sedangkan atom C nomor 5
berikatan dengan gugus fosfat. Gugus fosfat ini saling berikatan dengan gugus
fosfat lainnya membentuk ikatan fosfodiester. Karena DNA merupakan rantai ganda
dan atom-atom karbon mempunyai aturan diatas untuk mengikat basa nitrogen dan
gugus fosfat maka satu rantai DNA terlihat berdiri tegak sedangkan rantai
pasangannya justru terbalik. Maka pada notasi penulisan kode genetik DNA,
ditulis 5’-kode genetik-3’, sedangkan untuk rantai pasangannya justru ditulis
3’-kode genetik-5’. Pengaturan ini disebut konfigurasi antiparalel (Gustinerz,
2011).
Baik purin ataupun pirimidin yang berkaitan dengan deoksiribosa
membentuk suatu molekul yang dinamakan nukleosida atau deoksiribonukleosida
yang merupakan prekursor elementer untuk sintesis DNA. Prekursor merupakan
suatu unsur awal pembentukan senyawa deoksiribonukleosida yang berkaitan dengan
gugus fosfat. DNA tersusun dari empat
jenis monomer nukleotida. Keempat basa nitrogen nukleotida di dalam DNA
tidak berjumlah sama rata. Akan tetapi, pada setiap molekul DNA, jumlah adenin
(A) selalu sama dengan jumlah timin (T). Demikian pula jumlah guanin (G) dengan
sitisin(C) selalu sama. Fenomena ini dinamakan ketentuan Chargaff. Adenin (A)
selalu berpasangan dengan timin (T) dan membentuk dua ikatan hidrogen (A=T),
sedagkan sitosin (C) selalu berpasangan dengan guanin (G) dan membentuk 3
ikatan hirogen (C = G). Stabilitas DNA heliks ganda ditentukan oleh susunan
basa dan ikatan hidrogen yang terbentuk sepanjang rantai tersebut.karena
perubahan jumlah hidrogen ini, tidak mengherankan bahwa ikatan C=G memerlukan
tenaga yang lebih besar untuk memisahkannya
(Gustinerz, 2011).
DNA
merupakan makromolekul yang struktur primernya adalah polinukleotida rantai rangkap
berpilin. Sturktur ini diibaratkan sebagai sebuah tangga. Anak tangganya adalah susunan basa nitrogen,
dengan ikatan A-T dan G-C. Kedua “tulang punggung tangganya” adalah gula
ribosa. Antara mononukleotida satu dengan yang lainnya berhubungan secara kimia
melalui ikatan fosfodiester. DNA heliks ganda yang panjangnya juga memiliki
suatu polaritas. Polaritas heliks ganda berlawanan orientasi satu sama lain.
Kedua rantai polinukleotida DNA yang membentuk heliks ganda berjajar secara
antipararel (Gustinerz, 2011). Jika digambarkan sebagai berikut :
2. RNA ( Ribonucleic acid
)
RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat
merupakan makromolekul yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi
genetik.RNA sebagai penyimpan informasi genetik misalnya pada materi genetik
virus, terutama golongan retrovirus. RNA sebagai penyalur informasi genetik
misalnya pada proses translasi untuk sintesis protein. RNA juga dapat berfungsi
sebagai enzim (ribozim) yang dapat
mengkalis formasi RNA-nya sendiri atau molekul RNA lain (Gustinerz, 2011).
Struktur RNA
RNA merupakan rantai tungga polinukleotida. Setiap ribonukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu:
- Gula ribosa,
- Basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan golongan pirimidin yang berbeda yaitu sitosin (C) dan Urasil (U), dan
- Gugus fosfat (Gustinerz, 2011).
RNA merupakan rantai tungga polinukleotida. Setiap ribonukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu:
- Gula ribosa,
- Basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan golongan pirimidin yang berbeda yaitu sitosin (C) dan Urasil (U), dan
- Gugus fosfat (Gustinerz, 2011).
Purin dan pirimidin yang berkaitan dengan ribosa membentuk suatu molekul
yang dinamakan nukleosida atau ribonukleosida, yang merupakan prekursor dasar
untuk sintesis DNA. Ribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat membentuk
suatu nukleotida atau ribonukleotida. RNA merupakan hasil transkripsi dari
suatu fragmen DNA, sehingga RNA merupakan polimer yang jauh lebih pendek
dibandingkan DNA (Mandelkern M,1981)..
Tipe RNA
RNA terdiri dari tiga tipe, yaitu :
a. RNAd
RNAd merupakan RNA yang urutan basanya komplementer dengan salah satu urutan basa rantai DNA. RNAd membawa pesan atau kode genetik (kodon) dari kromosom (di dalam inti sel) ke ribosom (di sitoplasma). Kode genetik RNAd tersebut kemudian menjadi cetakan utnuk menetukan spesifitas urutan asam amino pada rantai polipeptida. RNAd berupa rantai tunggal yang relatif panjang (Gustinerz, 2011).
RNAd merupakan RNA yang urutan basanya komplementer dengan salah satu urutan basa rantai DNA. RNAd membawa pesan atau kode genetik (kodon) dari kromosom (di dalam inti sel) ke ribosom (di sitoplasma). Kode genetik RNAd tersebut kemudian menjadi cetakan utnuk menetukan spesifitas urutan asam amino pada rantai polipeptida. RNAd berupa rantai tunggal yang relatif panjang (Gustinerz, 2011).
b. RNAr
RNAr merupakan komponen struktural yang utama di dalam ribosom. Setiap subunit ribosom terdiri dari 30 – 46% molekul RNAr dan 70 – 80% protein (Gustinerz, 2011).
RNAr merupakan komponen struktural yang utama di dalam ribosom. Setiap subunit ribosom terdiri dari 30 – 46% molekul RNAr dan 70 – 80% protein (Gustinerz, 2011).
c. RNAt
RNAt merupakan RNA yang membawa asam amino satu per satu ke ribosom. Pada salah satu ujung RNAt terdapat tiga rangkaian baa pendek ( disebut antikodon ). Suatu asam amino akan melekat pada ujung RNAt yang berseberangan dengan ujung antikodon. Pelekatan ini merupakan cara berfungsinya RNAt, yaitu membawa asam amino spesifik yang nantinya berguna dalam sintesis protein yaitu pengurutan asam amino sesuai urutan kodonnya pada RNAd (Gustinerz, 2011).
RNAt merupakan RNA yang membawa asam amino satu per satu ke ribosom. Pada salah satu ujung RNAt terdapat tiga rangkaian baa pendek ( disebut antikodon ). Suatu asam amino akan melekat pada ujung RNAt yang berseberangan dengan ujung antikodon. Pelekatan ini merupakan cara berfungsinya RNAt, yaitu membawa asam amino spesifik yang nantinya berguna dalam sintesis protein yaitu pengurutan asam amino sesuai urutan kodonnya pada RNAd (Gustinerz, 2011).
Di bawah ini tabel yang merupakan beberapa perbedaan antara DNA dan RNA :
DNA
|
RNA
|
|
Gula pentosa
|
2’-deoxyribosa
|
Ribosa
|
Basa purin
|
Adenine (A)
|
A
|
Guanine (G)
|
G
|
|
Basa pirimidin
|
Cytosine ( C )
|
C
|
Thymine (T)
|
Uracil (U)
|
3. Replikasi DNA
Replikasi adalah peristiwa sintesis DNA.Saat suatu sel membelah secara
mitosis, tiap-tiap sel hasil pembelahan mengandung DNA penuh dan identik
seperti induknya.Dengan demikian, DNA harus secara tepat direplikasi sebelum
pembelahan dimulai (Gregory S,
2006).
Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru
dari rantai nukleotida lama.Proses komplementasi pasangan basa menghasilkan
suatu molekul DNA baru yang sama dengan molekul DNA lama sebagai cetakan (Gregory S, 2006). Kemungkinan
terjadinya replikasi dapat melalui tiga model, yaitu:
a. Model konservatif.
Model ini menyatakan bahwa 2 rantai DNA bereplikasi tanpa memisahkan rantai-rantainya.
Model ini menyatakan bahwa 2 rantai DNA bereplikasi tanpa memisahkan rantai-rantainya.
b.
Model semi konservatif.
Model ini menyatakan bahwa 2 rantai DNA berpisah kemudian bereplikasi.
Model ini menyatakan bahwa 2 rantai DNA berpisah kemudian bereplikasi.
c.
Model dispersi.
Model ini menyatakan bahwa DNA terpecah menjadi potongan-potongan yang kemudian bereplikasi. Meselson dan Stahl membuktikan bahwa DNA bereplikasi sesuai model semi-konservatif (Fabio, 2009).
Model ini menyatakan bahwa DNA terpecah menjadi potongan-potongan yang kemudian bereplikasi. Meselson dan Stahl membuktikan bahwa DNA bereplikasi sesuai model semi-konservatif (Fabio, 2009).
§ Garpu replikasi
Garpu replikasi atau cabang replikasi (replication fork) ialah struktur yang terbentuk ketika DNA bereplikasi. Garpu replikasi ini dibentuk akibat enzimhelikase yang memutus ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua untaian DNA, membuat terbukanya untaian
ganda tersebut menjadi dua cabang yang masing-masing
terdiri dari sebuah untaian tunggal DNA. Masing- masing
cabang tersebut menjadi "cetakan" untuk pembentukan dua untaian DNA
baru berdasarkan urutan nukleotida komplementernya. DNA
polimerase membentuk untaian DNA baru dengan
memperpanjang oligonukleotida (RNA ) yang dibentuk oleh enzimprimase dan disebut primer (Gregory S, 2006).
§ Proses replikasi terbagi atas 3 tahap:
a. Inisiasi
Replikasi tidak berlangsung pada titik acak pada DNA namun berlangsung pada
awal yang disebut tempat awal replikasi. Protein inisiator menempel pada daerah
tersebut kemudian berikatan menyebatkan rantai heliks terbuka untuk menunjukkan
satu rantai yang digunakan untuk membangun rantai baru (Geoffrey M. Cooper, 2000).
b. Elongasi
DNA polimerase bertugas untuk memasangkan basa nitrogen baru dengan rantai
DNA lama sehingga terbentuklah rantai DNA yang baru. DNA polymerase menambahkan
basa-basa baru ke ujung 3 rantai yang ada, kemudian mereka mensintesis dari
arah 5’ ke 3’ dengan menyediakan rantai basa pasangan untuk cetakan. Triplet
AUG merupakan sinyal untuk memulai proses sintesis, sehingga triplet ini
dinamakan kodon start (Geoffrey M. Cooper, 2000).
c. Terminasi
Replikasi berakhir saat DNA polimerase mengenali daerah basa nitrogen yang
diulang-ulang, daerah ini disebut telomer. Maka terbentuklah rantai DNA yang
baru (Geoffrey M. Cooper, 2000).
§ Enzim yang terlibat dalam replikasi
1. Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi
nukleotida-nukleotida.
2. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging.
3. Primase DNA : enzim yang digunakan untuk memulai
polimerisasi DNA pada lagging strand.
4. Helikase DNA : enzim yang berfungsi membuka jalinan DNA double heliks.
5. Single strand DNA-binding protein :
menstabilkan DNA induk yang terbuka.
4. Transkripsi
DNA membuka menjadi 2 rantai terpisah. Karena mRNA berantai tunggal, maka
salah satu rantai DNA ditranskripsi (dicopy). Rantai yang ditranskripsi dinamakan
DNA sense atau template dan kode genetik yang dikode disebut kodogen. Sedangkan
yang tidak ditranskripsi disebut DNA antisense/ komplementer. RNA Polimerase
membuka pilinan rantai DNA dan memasukkan nukleotida-nukleotida untuk
berpasangan dengan DNA sense sehingga terbentuklah rantai mRNA (Gregory S, 2006).
Tahap transkripsi DNA:
Inisiasi : RNA
polymerase memisahkan 2 strand DNA dan membaca sekuens basa 1 strand DNA
Elongasi : pembacaan
sekuens DNA template & polimerisasi RNA
Terminasi : RNA polymerase
berada di sekuens terminal pada gen dan melepaskan molekul RNA ( mRNA )
5.
Translasi
Translasi merupakan suatu proses sintesis protein yang berlangsung di
ribosom. Translasi adalah dimanan terjadi proses penerjemahan kodon-kodon pada
mRNA menjadi polipeptida. Urutan nukleotida mRNA dibawa dalam gugus tiga –
tiga. Setiap gugus tiga disebut kodon (Gregory S, 2006).
Dalam translasi, kodon dikenali oleh lengan antikodon yang terdapat pada
tRNA. mRNA / RNAd yang sudah terbentuk keluar dari anak inti sel menuju rRNA.
Disana mRNA masuk ke rRNA / RNAr diikuti oleh tRNA / RNAt. Ketika antikodon
pada tRNA cocok dengan kodon mRNA kemudian rantai bergeser ke tengah. Kodon
mRNA berikutnya dicocokkan dengan tRNA kemudian asam amino yang pertama
berikatan dengan asam amino kedua. tRNA pertama keluar dari rRNA. Proses ini
berlangsung hingga kodon stop, ribosom subunit besar dan kecil terpisah, mRNA
dan tRNA keluar dari ribosom. Kodon stop antara lain UAA,UAG,dan UGA (Gregory S, 2006).
Tahap
translasi:
1. Inisiasi
Proses ini dimulai
dari menempelnya ribosom sub unit kecil ke mRNA. Penempelan terjadi pada
tempat tertentu yaitu pada 5’-AGGAGGU-3’, sedang pada eukariot terjadi pada
struktur tudung. Ribosom bergeser ke arah 3’ sampai bertemu dengan kodon
AUG. Kodon ini menjadi kodon awal. Asam amino yang dibawa oleh tRNA awal adalah
metionin (Geoffrey M. Cooper, 2000).
2.
Elongasi
Tahap selanjutnya
adalah penempelan sub unit besar pada sub unit kecil menghasilkan dua tempat
yang terpisah . Tempat pertama adalah
tempat P (peptidil) yang ditempati oleh tRNA yang membawa metionin (Geoffrey M. Cooper, 2000).
Proses elongasi
terjadi saat tRNA dengan antikodon dan asam amino yang tepat masuk ke tempat
A. Akibatnya kedua tempat di ribosom
terisi, lalu terjadi ikatan peptide antara kedua asam amino. Ikatan tRNA dengan metionin lalu lepas, sehingga kedua asam amino yang
berangkai berada pada tempat A. Ribosom
kemudian bergeser sehingga asam amino-asam amino-tRNA berada pada tempat P dan
tempat A menjadi kosong. Selanjutnya tRNA dengan antikodon yang tepat dengan
kodon ketiga akan masuk ke tempat A, dan proses berlanjut seperti sebelumnya (Geoffrey M. Cooper, 2000).
3.
Terminasi
Proses translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon akhir yaitu UAA,
UAG, UGA. Kodon-kodon ini tidak memiliki tRNA yang membawa antikodon yang
sesuai (Geoffrey M. Cooper, 2000).
C.
Kesimpulan
Asam deoksiribonukleat biasa dikenal dengan DNA adalah tempat penyimpanan informasi
genetik. DNA terdapat didalam inti sel (nucleus). Sedangkan RNA atau asam
ribonukleat adalah makro molekul yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur
informasi genetik.
Ada 3 model replikasi DNA yaitu model konservatif, model semi konservatif,
dan model dispersi. Meselson dan Stahl membuktikan bahwa DNA bereplikasi sesuai
model semi-konservatif. Setelah terjadinya replikasi, untuk sintesis protein
dilanjutkan dengan transkripsi dan translasi.
Transkripsi merupakan proses pengkopian/penyalinan molekul DNA menjadi
utas RNA yang komplementer. Sedangkan translasi adalah dimanan terjadi proses
penerjemahan kodon-kodon pada mRNA menjadi polipeptida. Urutan nukleotida mRNA
dibawa dalam gugus tiga – tiga. Setiap
gugus tiga disebut kodon.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Geoffrey M. Cooper (2000). The Cell - A
Molecular Approach
(edisi ke-2). Sunderland (MA): Sinauer Associates. hlm. Gene. ISBN 0-87893-106-6. Diakses pada 21 Oktober 2011.
Ø
Mandelkern
M, Elias J, Eden D, Crothers D (1981). "The dimensions of DNA in
solution". J Mol Biol
Ø
Gregory
S, et. al. (2006). "The DNA sequence and biological annotation of
human chromosome 1". Nature 441
Ø http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/rna.gif